Pages

Subscribe:
Powered By Blogger

Rabu, 09 Mei 2012

Cekaman Biotik

Dampak Cekaman Biotik : Xanthomonas oryzae  pv. oryzae (Xoo) terhadap  Produksi Tanaman Padi

Agus Setiawan                    (111510501071)


Abstrak
Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Xoo) menyebabkan hawar daun bakteri (HDB) pada padi (Oryza sativa L.), yang merupakan penyakit utama dan menjadi pembatas bagi produksi tanaman pokok di banyak negara di dunia. Padi yang terserang hawar daun bakteri (HDB) mengalami pertumbuhan yang tidak normal sehingga  produksi tanaman padi menurun. Xanthomonas pv. oryzae (Xoo) menginfeksi tanaman dengan cara masuk kedalam jaringan tanaman melalui luka, hidatoda, stomata, atau benih yang terkontaminasi. Penyebarannya pada wilayah persawahan melalui  yang ditimbulkan oleh bakteri ini tergolong khas, yaitu mulai dari terbentuknya garis basah pada helaian daun yang akan berubah menjadi kuning kemudian putih. Gejala ini umum dijumpai pada stadium anakan, berbunga, dan pemasakan. Serangan penyakit pada tanaman yang masih muda dinamakan kresek, yang dapat menyebabkan daun berubah menjadi kuning pucat, layu, dan kemudian mati. Kresek merupakan bentuk gejala yang paling merusak.
Keywords: Cekaman biotik c, Xanthomonas oryzae pv. Oryzae.,pertumbuhan padi.

Pendahuluan
            Pada dasarnya organisme hidup di alam tidak berdiri sendiri-sendiri atau tidak hidup sendiri-sendiri, melainkan menjadi satu kumpulan individu-individu yang menempati sustu tempat tertentu, sehingga antar organisme dapat terjadi interaksi. Interaksi-interaksi yang terjadi dapat merupakan interaksi antar individu dari spesies yang sama, dapat juga merupakan interaksi antar individu dari spesies yang berbeda. Interaksi yang terjadi antarspesies anggota populasi akan mempengaruhi teerhadap kondisi populasi mengingat keaktifan atau tindakan individu mempengaruhi kecepatan pertimbuhan ataupun kehidupan populasi. Setiap anggota populasi dapat memakan anggota populasi yang lainnya, bersaing terhadap makanan, mengeluarkan kotoran yang merugikan lainnya, dapat saling membunuh, dan interaksi tersebut dapat searah ataupun dua arah (timbal balik).
Mekanisme-mekanisme ekstrinsik dari interaksi kompetitif melibatkan aksi-aksi individu yang meningkatkan kemungkinannya untuk hidup dan melibatkan reproduksi dengan mengurangi kesempatan saingannya untuk memperoleh suatu sumber makanan. Interaksi-interaksi ini pada hewan dan tumbuh-tumbuhan mungkin melibatkan interferensi langsung untuk memperoleh sumber makan atau suatu penurunan umum kemampuan saingnya untuk menggunakan sumber tersebut.
Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti ketersediaan unsur hara, ketersediaan air, udara dan lainnya. Ketersediaan berbagai faktor tersebut dapat menunjang pertumbuhan tanaman. Namun dalam memperoleh makanan tersebut, tanaman juga bersaing dengan organisme lain dalam mendapatkan makanan. Persaingan tersebut disebut dengan kompetisi. Kompetisi merupakan suatu bentuk hubungan perssaingan yang terjadi diantara hubungan mahluk hidup dalam memperoleh kebutuhan hidupnya seperti makanan dan cahaya matahari. Dalam persaingan tersebut mahluk hidup akan beradaptasi terhadap lingkungan.
Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Xoo) merupakan bakteri Gram negatif yang menyebabkan penyakit hawar daun bakteri (HDB) pada padi. HDB tergolong penyakit penting di banyak negara penghasil padi. Hal ini disebabkan karena HDB dapat mengurangi hasil panen dengan tingkat yang bervariasi, tergantung pada stadium pertumbuhan tanaman yang terinfeksi, tingkat kerentanan kultivar padi, dan kondisi lingkungan. Kerugian yang ditimbulkan oleh HDB di wilayah tropis lebih tinggi dibandingkan di wilayah subtropik. Serangan HDB di Indonesia menyebabkan kerugian hasil panen sebesar 21-36% pada musim hujan dan sebesar 18-28% pada musim kemarau. Luaspenularan penyakit HDB pada tahun 2006 mencapai lebih dari 74 ribu ha, 16 ha diantaranya menyebabkan tanaman puso. Karakter iklim tropis juga menyebabkan banyaknya strain patogen yang ditemukan di wilayah tropis ( Wahyudi, 2011 ). Pada tanaman muda, kresek atau lodoh atau seedling blight dapat menyebabkan daun menjadi layu dan tanaman mati. Di daerah tropis, kerusakan akibat HDB lebih besar dibandingkan dengan di daerah subtropis ( Dewi, 2007 ).

Pembahasan
bbppl-penyakit hawar 4Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Petani di Indonesia pada umumnya merupakan petani tradisional.
Teknologi yang mereka terapkan masih turun temurun, sehingga kesejahteraannya masih jauh bila dibandingkan dengan petani di Negara maju. Mayoritas komoditas yang ditanami oleh petani di Indonesia adalah padi (Oryza sativa L.). Karena padi merupakan bahan   pangan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Dalam budidayanya petani banyak menghadapi kendala. Salah satunya adalah adanya OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan) baik berupa hama maupun penyakit. Penyakit yang sering menyerang tanaman padi diantaranya adalah hawar daun bakteri atau BLB (bacterial leaf blight) yang lebih populer dengan nama penyakit “kresek”.
Penyakit hawar daun bakteri merupakan penyakit yang tersebar luas di pertanaman padi sawah dan bisa menurunkan hasil sampai 36%. Penyakit ini pada umumnya terjadi pada musim hujan atau lembab >75%, terutama pada lahan sawah yang selalu tergenang dengan pemupukan N yang tinggi. Hawar daun bakteri merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas campestris pv. Oryzae Dye. yang dapat menginfeksi tanaman padi pada berbagai stadium pertumbuhan.

Serangan Penyakit Hawar Daun Bakteri
Penyakit hawar bakteri pada tanaman padi bersifat sistemik dan dapat menginfeksi tanaman pada berbagai stadium pertumbuhan. Xanthomonas menginfeksi tanaman dengan cara masuk kedalam jaringan tanaman melalui luka, hidatoda, stomata, atau benih yang terkontaminasi. Penyebarannya pada wilayah persawahan melalui perantara air irigasi. Gejala yang ditimbulkan oleh bakteri ini tergolong khas, yaitu mulai dari terbentuknya garis basah pada helaian daun yang akan berubah menjadi kuning kemudian putih. Gejala ini umum dijumpai pada stadium anakan, berbunga, dan pemasakan. Serangan penyakit pada tanaman yang masih muda dinamakan kresek, yang dapat menyebabkan daun berubah menjadi kuning pucat, layu, dan kemudian mati. Kresek merupakan bentuk gejala yang paling merusak .



t

Tabel 01. Bobot gabah per malai(gram) dan bobot gabah se rumpun karena pengaruh Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Xoo) pada 21 varietas padi. Sumber :Djatmiko dan fatichi(2009).
 Pada tabel 01. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh X. oryzae  terhadap produktifitas beberapa jenis varietas padi. Nilai bobot gabah per malai yang ditunjukkan oleh setiap varietas beragam dari yang terkecil sampai terbesar. Bobot gabah per malai yang terbesar ditunjukkan oleh varietas Rojolele dan Mentikwangi yaitu 3,7 g, sedangkan bobot gabah per rumpun oleh varietas Rojolele yaigtu 31,7 g. Bobot gabah yang diperoleh sangat berkaitan dengan intrensitas penyakit. Intensitas penyakit rendah akan diikuti bobot gabah tinggi, tetapi dalam kenyataannya diduga adanya kehampaan pada tanaman padi di lingkungan tumbuh yang sempit. Penyakit hawar daun masih menjadi ancaman terhadap produksi padi karena sebagian besar varietas yang ditanam rentan.
            Dalam hal ini perlu dilakukan pengkajian penggunaan kultivar yang tahan terhadap serangan bakteri Xanthomonas. Dengan menanam padi varietas yang tahan terhadap Xanthomonas, maka penurunan hasil padi dapat dicegah. Serta harus mengurangi penanaman varietas padi yang rentan terhadap serangan Xanthomonas.

Kesimpulan
Dari hasil tersebut, kami dapat menarik kesimpulan bahwa cekaman biotik juga mampu menurunkan produktivitas tanaman padi, itu terbukti bahwa bobot per malai gabah menurun setelah terjadi serangan bakteri Xanthomonas. Xanthomonas menginfeksi tanaman padi melalui lubang stomata, hidatoda, luka pada daun serta melalui benih yang telah terkontaminasi bakteri Xanthomonas. Infeksi yang diakibatkan Xanthomonas menimbulkan kerusakan pada kloroplas sehingga dapat mengganggu proses fotosintesis untuk menghasilkan makanan. Dari kerusakan kloroplas ini, maka produksi fotosintat terganggu, sehingga dapat menurunkan hasil produksi padi.Menurunya hasil produksi tanaman merupakan salah satu efek dari cekaman biotik.

Daftar Pustaka

Abdullah, Buang. (Tanpa Tahun).Evaluasi Ketahanan Spesies Padi Liar
terhadap Cekaman Biotik dan Abiotik dan Karakterisasi dengan Menggunakan Markah Mikrosatelit”.  Prosiding Seminar Hasil Penelitian Rintisan dan Bioteknologi Tanaman.

Dewi, Iswari S. 2007. “Evaluasi Ketahanan Tanaman Padi Haploid Ganda Calon
Tetua Padi Hibrida terhadap Wereng Batang Coklat dan Hawar Daun Bakteri”.  Bul. Agron. (35) (1) 15 – 21.

Djatmiko dan fatichin.2009.Ketahan dua puluh satu Varietas Padi Terhadap
Penyakit Hawar  dau Bakteri. Jurnal Hpt tropika(9)(2):168-173.

Wahyudi, Tri Aris ; Siti Meliah dan Abdjad Asih Nawangsih. 2011.
Xanthomonas Oryzae Pv. Oryzae Bakteri Penyebab Hawar Daun Pada Padi: Isolasi, Karakterisasi, Dan Telaah Mutagenesis Dengan Transposon”. Makara, Sains 15 (1) : 89-96, Bogor.



0 komentar:

Posting Komentar