Dampak
Cekaman Biotik : Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Xoo) terhadap Produksi Tanaman Padi
Agus
Setiawan (111510501071)
Abstrak
Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Xoo) menyebabkan hawar daun bakteri (HDB)
pada padi (Oryza sativa L.), yang merupakan penyakit utama dan menjadi pembatas bagi produksi
tanaman pokok di banyak negara di dunia. Padi yang terserang hawar daun
bakteri (HDB) mengalami pertumbuhan yang tidak normal sehingga produksi tanaman padi menurun. Xanthomonas pv. oryzae (Xoo) menginfeksi
tanaman dengan cara masuk kedalam jaringan tanaman melalui luka,
hidatoda, stomata, atau benih yang terkontaminasi. Penyebarannya pada wilayah persawahan melalui yang ditimbulkan oleh bakteri ini tergolong khas, yaitu mulai dari terbentuknya garis
basah pada helaian daun yang akan berubah menjadi kuning kemudian putih. Gejala ini umum dijumpai pada
stadium anakan, berbunga, dan pemasakan. Serangan penyakit pada tanaman yang masih muda
dinamakan kresek, yang dapat menyebabkan daun berubah
menjadi kuning pucat, layu, dan kemudian mati. Kresek merupakan bentuk gejala yang paling
merusak.
Keywords: Cekaman biotik c,
Xanthomonas oryzae pv. Oryzae.,pertumbuhan padi.
Pendahuluan
Pada dasarnya organisme hidup di alam
tidak berdiri sendiri-sendiri atau tidak hidup sendiri-sendiri, melainkan
menjadi satu kumpulan individu-individu yang menempati sustu tempat tertentu,
sehingga antar organisme dapat terjadi interaksi. Interaksi-interaksi yang
terjadi dapat merupakan interaksi antar individu dari spesies yang sama, dapat
juga merupakan interaksi antar individu dari spesies yang berbeda. Interaksi yang terjadi
antarspesies anggota populasi akan mempengaruhi teerhadap kondisi populasi mengingat
keaktifan atau tindakan individu mempengaruhi kecepatan pertimbuhan ataupun
kehidupan populasi. Setiap anggota populasi dapat memakan anggota populasi yang
lainnya, bersaing terhadap makanan, mengeluarkan kotoran yang merugikan
lainnya, dapat saling membunuh, dan interaksi tersebut dapat searah ataupun dua
arah (timbal balik).
Mekanisme-mekanisme ekstrinsik dari
interaksi kompetitif melibatkan aksi-aksi individu yang meningkatkan
kemungkinannya untuk hidup dan melibatkan reproduksi dengan mengurangi
kesempatan saingannya untuk memperoleh suatu sumber makanan. Interaksi-interaksi
ini pada hewan dan tumbuh-tumbuhan mungkin melibatkan interferensi langsung
untuk memperoleh sumber makan atau suatu penurunan umum kemampuan saingnya
untuk menggunakan sumber tersebut.
Pertumbuhan
tanaman dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti ketersediaan unsur hara,
ketersediaan air, udara dan lainnya. Ketersediaan berbagai faktor tersebut
dapat menunjang pertumbuhan tanaman. Namun dalam memperoleh makanan tersebut,
tanaman juga bersaing dengan organisme lain dalam mendapatkan makanan.
Persaingan tersebut disebut dengan kompetisi. Kompetisi merupakan suatu bentuk
hubungan perssaingan yang terjadi diantara hubungan mahluk hidup dalam
memperoleh kebutuhan hidupnya seperti makanan dan cahaya matahari. Dalam
persaingan tersebut mahluk hidup akan beradaptasi terhadap lingkungan.
Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Xoo) merupakan bakteri Gram negatif yang
menyebabkan penyakit hawar daun bakteri (HDB) pada padi. HDB tergolong penyakit penting di banyak
negara penghasil padi. Hal ini disebabkan karena HDB dapat
mengurangi hasil panen dengan tingkat yang bervariasi, tergantung pada stadium pertumbuhan tanaman
yang terinfeksi, tingkat kerentanan kultivar padi, dan kondisi
lingkungan. Kerugian
yang ditimbulkan oleh HDB di wilayah tropis lebih tinggi dibandingkan di
wilayah subtropik. Serangan HDB di Indonesia menyebabkan kerugian hasil panen sebesar 21-36%
pada musim hujan dan sebesar 18-28% pada musim kemarau. Luaspenularan penyakit HDB
pada tahun 2006 mencapai lebih dari 74 ribu ha, 16 ha
diantaranya menyebabkan tanaman puso. Karakter iklim tropis juga menyebabkan banyaknya strain
patogen yang ditemukan di wilayah tropis ( Wahyudi, 2011 ). Pada tanaman muda, kresek atau
lodoh atau seedling blight dapat menyebabkan daun menjadi layu
dan tanaman mati. Di daerah tropis, kerusakan akibat HDB lebih besar dibandingkan dengan di
daerah subtropis ( Dewi, 2007 ).
Pembahasan
Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar
penduduknya mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Petani di Indonesia pada
umumnya merupakan petani tradisional.
Teknologi yang mereka terapkan masih turun temurun, sehingga
kesejahteraannya masih jauh bila dibandingkan dengan petani di Negara maju.
Mayoritas komoditas yang ditanami oleh petani di Indonesia adalah padi (Oryza
sativa L.). Karena padi merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar masyarakat
Indonesia. Dalam budidayanya petani banyak menghadapi kendala. Salah satunya
adalah adanya OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan) baik berupa hama maupun
penyakit. Penyakit yang sering menyerang tanaman padi diantaranya adalah hawar
daun bakteri atau BLB (bacterial leaf blight) yang lebih populer dengan nama
penyakit “kresek”.
Penyakit hawar daun bakteri merupakan penyakit yang
tersebar luas di pertanaman padi sawah dan bisa menurunkan hasil sampai 36%.
Penyakit ini pada umumnya terjadi pada musim hujan atau lembab >75%,
terutama pada lahan sawah yang selalu tergenang dengan pemupukan N yang tinggi.
Hawar daun bakteri merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas
campestris pv. Oryzae Dye. yang dapat menginfeksi tanaman padi pada berbagai
stadium pertumbuhan.
Serangan Penyakit Hawar Daun Bakteri
Penyakit hawar bakteri pada tanaman padi bersifat
sistemik dan dapat menginfeksi tanaman pada berbagai stadium pertumbuhan. Xanthomonas menginfeksi tanaman dengan
cara masuk kedalam jaringan tanaman melalui luka, hidatoda, stomata, atau benih
yang terkontaminasi. Penyebarannya pada wilayah persawahan melalui perantara
air irigasi. Gejala yang ditimbulkan oleh bakteri ini tergolong khas, yaitu
mulai dari terbentuknya garis basah pada helaian daun yang akan berubah menjadi
kuning kemudian putih. Gejala ini umum dijumpai pada stadium anakan, berbunga,
dan pemasakan. Serangan penyakit pada tanaman yang masih muda dinamakan kresek,
yang dapat menyebabkan daun berubah menjadi kuning pucat, layu, dan kemudian
mati. Kresek merupakan bentuk gejala yang paling merusak .
t
Tabel 01. Bobot gabah per malai(gram)
dan bobot gabah se rumpun karena pengaruh Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Xoo) pada 21 varietas padi. Sumber :Djatmiko
dan fatichi(2009).
Pada tabel 01. Hasil pengamatan menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh X. oryzae terhadap produktifitas beberapa jenis varietas padi. Nilai bobot
gabah per malai yang ditunjukkan oleh setiap varietas beragam dari yang
terkecil sampai terbesar. Bobot gabah per malai yang terbesar ditunjukkan oleh
varietas Rojolele dan Mentikwangi yaitu 3,7 g, sedangkan bobot gabah per rumpun
oleh varietas Rojolele yaigtu 31,7 g. Bobot gabah yang diperoleh sangat
berkaitan dengan intrensitas penyakit. Intensitas penyakit rendah akan diikuti
bobot gabah tinggi, tetapi dalam kenyataannya diduga adanya kehampaan pada tanaman
padi di lingkungan tumbuh yang sempit. Penyakit hawar daun masih menjadi
ancaman terhadap produksi padi karena sebagian besar varietas yang ditanam
rentan.
Dalam
hal ini perlu dilakukan pengkajian penggunaan kultivar yang tahan terhadap
serangan bakteri Xanthomonas. Dengan
menanam padi varietas yang tahan terhadap Xanthomonas,
maka penurunan hasil padi dapat dicegah. Serta harus mengurangi penanaman
varietas padi yang rentan terhadap serangan Xanthomonas.
Kesimpulan
Dari hasil tersebut, kami dapat
menarik kesimpulan bahwa cekaman biotik juga mampu menurunkan produktivitas tanaman
padi, itu terbukti bahwa bobot per malai gabah menurun setelah terjadi serangan
bakteri Xanthomonas. Xanthomonas menginfeksi
tanaman padi melalui lubang stomata, hidatoda, luka pada daun serta melalui
benih yang telah terkontaminasi bakteri Xanthomonas.
Infeksi yang diakibatkan Xanthomonas
menimbulkan kerusakan pada kloroplas sehingga dapat mengganggu proses
fotosintesis untuk menghasilkan makanan. Dari kerusakan kloroplas ini, maka
produksi fotosintat terganggu, sehingga dapat menurunkan hasil produksi padi.Menurunya
hasil produksi tanaman merupakan salah satu efek dari cekaman biotik.
Daftar
Pustaka
Abdullah, Buang. (Tanpa Tahun). “Evaluasi Ketahanan Spesies Padi Liar
terhadap Cekaman Biotik dan Abiotik dan Karakterisasi dengan Menggunakan Markah
Mikrosatelit”. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Rintisan
dan Bioteknologi Tanaman.
Dewi, Iswari S. 2007.
“Evaluasi
Ketahanan Tanaman Padi Haploid Ganda Calon
Tetua Padi Hibrida
terhadap Wereng Batang Coklat dan Hawar Daun
Bakteri”. Bul. Agron. (35) (1) 15 – 21.
Djatmiko dan fatichin.2009.Ketahan dua puluh satu Varietas Padi
Terhadap
Penyakit Hawar
dau Bakteri. Jurnal Hpt tropika(9)(2):168-173.
Wahyudi, Tri Aris ; Siti Meliah dan Abdjad Asih Nawangsih.
2011.
”Xanthomonas Oryzae Pv. Oryzae Bakteri
Penyebab Hawar Daun Pada Padi: Isolasi, Karakterisasi, Dan Telaah
Mutagenesis Dengan Transposon”. Makara, Sains 15 (1) : 89-96,
Bogor.
0 komentar:
Posting Komentar