Dampak
Cekaman Salinitas terhadap Produksi dan Produktivitas Tanaman.
Disusun oleh
Agus Setiawan
Agus Setiawan
PENDAHULUAN
Pembangunan pertanian diutamakan
untuk meningkatkan produksi pertanian terutama bahan pangan dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri. Hal ini dapat dilakukan dengan intensifikasi
dan ekstensifikasi. Dalam usaha memperluas areal pertanian di Indonesia
terdapat beberapa jenis lahan yang akan dimanfaatkan salah satunya adalah lahan
pasang surut, namun permasalahannya adalah lahan ini tergolong dalam kondisi
tanah salin. Hal ini dapat menurunkan produktivitas suatu pertanaman.
Salinitas
adalah kadar garam terlarut dalam air. Satuan salinitas adalah per mil (‰),
yaitu jumlah berat total (gr) material padat seperti NaCl yang terkandung dalam
1000 gram air laut. Suatu
tanah disebut tanah alkali atau tanah salin jika kapasitas tukar kation (KTK)
atau muatan negative koloid-koloidnya dijenuhi oleh > 15% Na, yang
mencerminkan unsure ini merupakan komponen dominan dari garam-garam larut yang
ada. Pada tanah-tanah ini, mineral sumber
utamanya adalah halit (NaCl).
Tabel 01. Pengaruh Salinitas
terhadap Tanaman, Sumber :(Rosmarkam dan Yuwono, 2002)
Menurut cerda, Caro dan Frenandes dalam Jumin
(2002), salinitas tanah menghambat seluruh parameter pertumbuhan tanaman. Hasil
analisis jaringan tanaman menunjukkan bahwa salinitas tanah mengakibatkan
meningkatnya unsur natrium dan kalsium pada daun, batang dan akar serta
menyebabkan kandungan fosfor menurun pada daun, batang dan akar. Hal ini
disebabkan oleh jumlah Na yang tinggi pada komplek jerapan akan mengganggu
serapan fosfat oleh tanaman. Garam Na mempengaruhi aktivitas enzim karena kadar
garam yang tinggi menghambat sintesis protein, mempengaruhi struktur dan fungsi
kloroplas, mitokondria dan membran sel. Salinitas yang tinggi mengurangi
osmotik seluruh sel, sehingga mengganggu transpor asimilat dalam phloem.
Maka dari itu dalam makalah ini akan dibahas
pengaruh cekaman salinitas terhadap produksi dan produktivitas tanaman.
CONTOH
Tabel 02. Bobot
biji kering tanaman jagung kultivar Arjuna pada tingkat salinitas tanah yang
berbeda.
Pada grafik disamping
menunjukkan salinitas mempengaruhi produktivitas dari tanaman jagung. Ini
dibuktikan dengan menurunnya bobot biji kering tanaman jagung pada kondisi
tanah yang semakin salin.
Sumber : (Mapegau,
2006)
PEMBAHASAN
Pada data diatas menunjukkan produktivitas
tanaman jagung yang ditanam pada tanah salin semakin menurun. Hal tersebut
dibuktikan dari analisis grafik yang menunjukkan angka produktivitas bobot biji
kering tanaman jagung yang menurun. Hasil tanaman jagung ditentukan oleh hasil
fotosintesis yang terjadi setelah pembungaan pada daun, kelobot, dan batang.
Ini menunjukkan bahwa hasil biji tanaman jagung bergantung pada fotosintat yang
tersedia selama fase pengisisan biji. Dalam hal ini tongkol, kelobot, daun, dan
batang yang berfungsi sebagai organ penyimpanan sementara bagi fotosintat
memainkan peran penting bagi tercapainya hasil yang tinggi. Apabila transpor
fotosintat dari salah satu organ tersebut terhambat selama fase pengisian biji,
maka hal tersebut dapat mengurangi persentase bahan yang tersimpan dalam biji,
sehingga bobot biji kering tanaman jagung yang ditanam pada tingkat salinitas
4,5 mmhos. Cm-1 disebabkan oleh terhambatnya transpor fotosintat
dari organ-organ penyimpanan tersebut ke dalam fase pengisian biji.
Dari sini jelas bahwa salinitas
sering menjadi faktor pembatas bagi pertumbuhan dan hasil tanaman. Terganggunya
pertumbuhan tanaman karena kadar garam yang tinggi, ini disebabkan oleh dua hal
: pertama yaitu menurunnya potensial air media
tumbuh yang menyebabkan penyerapan air oleh akar tanaman sangat terbatas;
kedua, akumulasi ion-ion tertentu menyebabkan keracunan pada tanaman, misalnya
peningkatan kadar Fe, Al dan Mg. Tetapi yang lebih sering terjadi adalah
kesukaran dalam menyerap air. Kurangnya suplai air mempengaruhi proses
fotosintesis, metabolisme karbohidrat, dan pergerakan fotosistat dalam tanaman.
Perubahan-perubahan tersebut dapat berakibat bagi rendahnya hasil produksi
tanaman.
Dari
hasil analisis data, pada tanaman jagung selama fase pengisian biji, biji
berfungsi sebagai penyimpan akhir fotosintat, dalam hal ini tongkol, kelobot,
batang dan daun sebagai organ penyimpan sementara hasil fotosintat dan sangat
menentukan bagi tercapainya hasil yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa organ-organ
tersebut memungkinkan bagi akumulasi bahan kering yang tinggi ke dalam biji
selama fase pengisian biji.
KESIMPULAN
Dari
hasil tersebut, kami dapat menarik kesimpulan bahwa cekaman salinitas yang
tinggi dapat mengakibatkan proses fotosintesis, metabolisme karbohidrat, dan pergerakan fotosistat
dalam tanaman terganggu. Hal ini mengakibatkan
produktivitas suatu tanaman menurun. Pencegahan agar produksi tanaman tidak
menurun dengan menanam tanaman yang toleran terhadap tanah salin atau mengolah
tanahnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Jumin,Hasan B. 2002. Agroekologi. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Rosmarkam, A. dan N. W. Yuwono. 2002. Ilmu
Kesuburan Tanah. Kanisius, Yogyakarta.
Mapegau.
2006. “Pengaruh Salinitas Tanah
terhadap Hasil dan Distribusi B ahan Kering pada Tanaman Jagung Kultivar Arjuna
Selama Fase Pengisian Biji”. J. Agrivigor 6 (1):9-17.