BAB
1. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Karbohidrat
adalah polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton, yang mempunyai rumus
molekul umum (CH2 O)n. Yang pertama lebih dikenal sebagai
golongan aldosa dan yang kedua adalah
ketosa. Dari rumus umum dapat
diketahui bahwa karbohidrat adalah sebuah polimer. Senyawa yang menyusunnya
adalah monomer-monomer. Dari jumlah monomer yang menyusun polimer itu, maka
karbohidrat digolongkan menjadi: monosakarisa,
disakarida, trisakarida dan seterusnya sampai polisakarida, bilamana jumlah monomer yang menyusunnya
berturut-turut adalah: satu, dua, tiga dan banyak. Untuk mudahnya biasanya lalu
dibagi menjadi tiga golongan yaitu: monosakarida,
oligosakarida mengandung 2 sampai 10 monomer dan polisakarida ( S. Martoharsono, 1998).
Ada tiga kelas
besar karbohidrat: monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Kita dapat
menghidrolisasikan secara sempurna kedua polisakarida dan oligosakarida
tersebut untuk menghasilkan monosakarida, dan hidrolisa lebih lanjut tidak
menghasilkan molekul apa pun yang lebih kecil dari monosakarida. Oligosakarida
adalah polimer yang terdiri dari dua hingga enam satuan monosakarida.
Polisakarida seperti pati dan selulosa mengandung beribu-ribu satuan
monosakarida yang dihubungkan oleh sambungan-sambungan kovalen yang dapat
dihidrolisasikan.
Bagian terbesar
molekul karbohidrat dalam alam terdiri dari bentuk polisakarida berbobot
molekul tinggi, yang digunakan baik untuk keperluan struktural maupun untuk
penimbunan energi kimia. Karena hubungan kovalen dasar antara satuan-satuan
monomer dalam suatu polisakarida adalah ikatan glikosida, maka polisakarida
juga disebut glikan. Ada jarak yang maha luas dari variasi dalam komponen dan
sifat-sifat struktural dari polisakarida. Ada perbedaan dalam tabiat
monosakarida yang membentuk satuan pengulang, dalam panjangnya rantai, dan
dalam adanya dan luasnya percabangan. Pada umumnya sebuah contoh polisakarida
tertentu yang murni mengandung molekul-molekul dengan tingkat polimerisasi yang
beraneka ragam yaitu dalam hal bobot molekulnya (R. Soendoro, 1989).
Energi yang
terkandung dalam karbohidrat itu pada dasarnya berasal dari energi matahari.
Karbohidrat, dalam hal ini glukosa, dibentuk dari karbon dioksida dan air
dengan bantuan sinar matahari dan klorofil dalam daun. Selanjutnya glukosa yang
terjadi diubah menjadi amilum dan disimpan pada bagian lain, misalnya pada buah
atau umbi. Proses pembentukan glukosa dari karbon dioksida dan air disebut
proses fotosintesis (Poedjiadi, A. 1994).
Pada hewan dan
manusia, energi disimpan sebagai glikogen dan pada tanaman energinya
adalah pati, karbohidrat yang pembentuk struktur adalah selulosa (pada dinding
sel tumbuhan). Pada tumbuhan karbohidrat dibentuk dari reaksi CO2
dan H2O dengan bantuan sinar matahari melalui proses fotosintesis
dalam sel tanaman yang berklorofil.Kabohidrat merupakan sumber kalori utama
yakni 1 gram karbohidrat memberikan 4 kkal, beberapa karbohidrat
menghasilkan serat-serat (dietary fiber) yang berguna untuk pencernaan.Pada
tumbuhan karbohidrat terdapat sebagai selulosa, yaitu senyawa yang
membentuk dinding sel tumbuhan. Serat kapas dapat dikatakan seluruhnya
terdiri atas selulosa.
Pati merupakan karbohidrat yang
tersebar dalam tanaman terutama tanaman berklorofil. Bagi tanaman, pati
merupakan cadangan makanan yang terdapat pada biji, batang dan pada bagian umbi
tanaman. Banyaknya kandungan pati pada tanamantergantung pada asal pati
tersebut, misalnya pati yang berasal dari biji berasmengandung pati 50–60% dan
pati yang berasal dari umbi singkong mengandung pati80% (Winarno, 1986). Pati
adalah polisakarida nutrien yang tersedia melimpah pada sel tumbuhandan beberapa
mikroorganisme. Pati umumnya berbentuk granula dengan diameterbeberapa mikron.
Granula pati mengandung campuran dari dua polisakarida berbeda,yaitu amilum dan
amilopektin. Jumlah kedua poliskarida ini tergantung dari jenispati. Pati yang
ada dalam kentang, jagung dan tumbuhan lain mengandungamilopektin sekitar 75 –
80% dan amilum sekitar 20- 25%. Komponen amilummerupakan polisakarida rantai
lurus tak bercabang terdiri dari molekulD-Glukopiranosa yang berikatan a(1® 4)
glikosida.
Komponen penting penyusun pati
adalah amilosa dan amilopektin. Keduakomponen ini dapat dikatakan homogen
secara kimia, tetapi masih heterogen dalamukuran molekul, derakat percabangan,
rantai, susunan dan keacakan rantai cabang. Amilosa merupakan komponen pati
yang mempunyai rantai lurus dan larutdalam air.
Pada umumnya,
karbohidrat berupa serbuk putih yang mempunyai sifat sukar larut dalam pelarut
nonpolar tetapi mudah larut dalam air kecuali, polisakarida bersifat tidak
larut dalam air. Amilum dengan air dingin akan membentuk suspensi dan bila
dipanaskan akan membentuk pembesaran berupa pasta dan bila didinginkan akan
membentuk koloid yang kental semacam gel. Suspensi amilum akan memberikan warna
biru dengan larutan iodium. Hal ini dapat digunakan untuk mengidentifikasikan adanya
amilum dalam suatu bahan. Hidrolisis sempurna amilum oleh asam atau enzim akan
menhasilkan glukosa.
Glikogen mempunyai struktur empiris yang serupa dengan amilum pada pertumbuhan. Pada proses hidrolisis, glikogen menghasilkan pula glukosa karena, baik amilum maupun glikogen, tersusun dari sejumlah satuan glukosa. Glokogen dalam air akan membentuk koloid dan memberikan warna merah dengan larutan iodium. Pembentukan glikogen dari glukosa dalam sel tubuh diatur oleh hormon insulin dan prosesnya disebut glycogenesis. Sebaiknya, proses hidrolisis glikogen menjadi glukosa disebut glycogenolysis.
Glikogen mempunyai struktur empiris yang serupa dengan amilum pada pertumbuhan. Pada proses hidrolisis, glikogen menghasilkan pula glukosa karena, baik amilum maupun glikogen, tersusun dari sejumlah satuan glukosa. Glokogen dalam air akan membentuk koloid dan memberikan warna merah dengan larutan iodium. Pembentukan glikogen dari glukosa dalam sel tubuh diatur oleh hormon insulin dan prosesnya disebut glycogenesis. Sebaiknya, proses hidrolisis glikogen menjadi glukosa disebut glycogenolysis.
Semua jenis
karbohidrat, baik monosakarida, disakarida, maupun polisakarida akan berwarna
merah-ungu bila larutannya dicampur beberapa tetes α-naftol dalam alkohol dan
ditambahkan asam sulfat pekat, sehingga tidak bercampur. Warna ungu akan tampak
pada di bidang batas antara kedua cairan. Sifat ini dipakai sebagai dasar uji
kualitatif adanya karbohidrat dalam suatu bahan dan dikenal degan uji molisch. Monosakarisa
dan disakarida memiliki rasa manis, sehingga sering disebut gula. Rasa manis
dari gula disebabkan oleh gugus hidroksilnya. Kebanyakan monosakarida dan
disakarida, kecuali sukrosa, adalah gula pereduksi. Sifat mereduksi disebabkan
adanya gugus aldehida atau keton bebas dalam molekulnya. Larutn gula bereaksi
positif dengan pereaksi Fehling, pereaksi Tollens, maupun pereaksi benedict.
Sebaliknya, kebanyakan polisakarida adalah gula nonpereduksi.
1.2
Tujuan
Praktikum
analisis karbohidrat bertujuan untuk :
1)
Untuk mengetahui kandungan karbohidrat
dalam masing-masing sampel.
2)
Untuk mengetahui kandungan karbohidrat
dengan metode dinitrosalicylic kalorimetric.
3)
Untuk mengetahui reaksi yang terjadi setelah sampel
direaksikan dengan DNS.
BAB 2. BAHAN DAN METODE
2.1 Alat dan
Bahan
2.1.1 Alat
1. Test tubes
2. Pipets
3. Spectrophotometer
2.1.2 Bahan
1. Dinitrosalicylic
Acid Reagent Solution, 1%
·
Dinitrosalicylic acid: 10 g
·
Phenol: 2 g (optional, see note 1)
·
Sodium sulfite: 0,5 g
·
Sodium hydroxide: 10 g
·
Add water to: 1 liter
2. Potassium
sodium tartrate solution, 40%
3. Ekstraksi
biji melinjo yang ditempatkan pada suhu hangat 38ºC selama 3 minggu.
2.3 Cara
Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
untuk praktikum.
2. Menambahkan buffer phosphate 50 µl ke dalam 10
µl sampel yaitu ekstraksi biji melinjo atau maltose di dalam tabung reaksi.
3. Menghomogenkan larutan menggunakan vortex.
4. Menambahkan 900 µl DNS, kemudian memvortexnya
kembali.
5. Memanaskan larutan pada suhu 90ºC selama 10
menit.
6. Setelah dingin, mengamati perubahan warna
yang terjadi pada larutan.
BAB 3. HASIL DAN
PEMBAHASAN
3.1Hasil
Tabel 1. Pengamatan
ujicoba karbohidrat.
Sampel
|
Sebelum
di oven
|
Setelah
di oven
|
Biji tua melinjo
|
Orange tua
|
Merah tua
|
GSH 1
|
Orange tua
|
Orange muda
|
GSH 2
|
Orange tua
|
Orange muda
|
GSH 3
|
Orange tua
|
Orange muda
|
3.2 Pembahasan
Metode
yang digunakan pada praktikum analisa kadar karbohidrat biji dan daun tanaman
melinjo adalah metode Dinitrosalycylic Kolorimetric. Prinsip kerja metode ini
didasarkan pada adanya gugus karbonil bebas atau yang sering disebut sebagai
gula pereduksi. Senyawa karbohidrat merupakan senyawa yang dicirikan dengan
adanya gugus fungsi aldehid atau gugus fungsi keton. Pada metode
Dinitrosalycylic Kolorimetric gugus aldehid atau keton ini dioksidasi sehingga
gugus tersebut membentuk gugus karboksil dan gugus karbonil yang ada dalam
gugus karbohidrat akan terlepas. Gugus karbonil inilah yang dijadikan acuan
ukuran untuk menghitung kadar karbohidrat yang dimiliki larutan sampel (Miller,
1959).
Dari
uji coba yang telah dilakukan didapatkan hasil pada tabel bahwa perubahan warna
yang terjadi setelah larutan sampel dimasukkan dalam open dalam suhu 90 o C,
diperoleh keterangan bahwa sampel 1 yang awalnya berwarna orange tua berubah
menjadi merah tua. Sedangkan pada sampel 2 yang awalnya berwarna orange tua
berubah menjadi orange muda. Untuk sampel 3 yang awalnya berwarna orange tua
berubah menjadi orange muda atau orange bening. Dan pada sampel 4 yang awlnya
berwarna orange tua berubah menjadi orang muda atau orange bening.
Dari
tabel diatas terlihat perbedaan warna yang mencolok antara sampel 1 dengan
sampel yang lainnya. Sampel pertama terlihat memiliki kandungan karbohidrat
yang lebih tinggi dibandingkan sampel yang lainnya. Itu terlihat dari perubahan
warna yang mencolok dari sampel tersebut yaitu merah tua setelah dilakukan
pengopenan pada sampel tersebut. Ini dikarenakan karbohidrat yang tersimpan
dalam biji tua melinjo tersebut tetap utuh dan tidak mengalami pengurangan yang
terlalu signifikan dalam penyimpanannya. Sedangkan pada sampel 2, sampel 3, dan
sampel 4 warnanya berubah menjadi lebih muda karena kandungan karbohidrat
didalam biji dan daun melinjo tersebut berkurang yang digunakan sebagai sumber
energi untuk pertunasan dan karena diperlakukan perendaman pada daun melinjo.
Selama pertunasan, karbohidrat pada biji digunakan untuk menumbuhkan jaringan
baru seperti daun, batang maupun akar. Pada jaringan daun yang direndam terjadi
pengurangan kadar karbohidrat karena
daun mengalami degradasi sel-sel jaringan.
Dalam
praktikum kali ini menunjukkan bahwa kandungan karbohidrat dalam biji melinjo
akan mengalami penurunan karena digunakan untuk tumbuh tunas, sedangkan pada
biji melinjo yang belum disemai maka kandungan karbohidrat tidak berkurang.
Warna sampel yang lebih pekat merupakan menunjukkan bahwa karbohidrat yang
tersimpan didalamnya lebih banyak dari pada warna yang lebih jernih.
Berdasarkan
hasil praktikum ditemukan bahwa terjadi perubahan warna pada larutan sampel
yang diberi perlakuan. Pada sampel biji, warna larutan setelah reaksi berubah
menjadi merah tua setelah sebelumnya berwarna oranye. Hal yang sama juga
terjadi pada larutan sampel daun, warna larutan setelah reaksi berubah menjadi
oranye tua setelah sebelumnya berwarna oranye.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa baik pada daun maupun biji tanaman melinjo
terkandung senyawa karbohidrat. Meskipun sama-sama menimbulkan reaksi perubahan
warna, namun warna akhir kedua larutan dari masing-masing sampel sedikit
berbeda. Pada larutan sampel biji warna akhir campuran adalah merah tua
sedangkan pada sampel daun warna akhir campuran menjadi oranye tua. Hal itu
mengindikasikan bahwa pada biji terkandung jumlah karbohidrat yang lebih banyak
dibanding pada daun.
Seperti yang telah dijabarkan
sebelumnya, dalam percobaan ditemukan bahwa dalam jaringan tanaman melinjo,
khususnya pada bagian daun dan bagian biji, terkandung karbohidrat. Hal
tersebut membuktikan bahwa karbohidrat merupakan salah satu senyawa yang
terkandung dalam jaringan tanaman utamanya pada bagian daun dan bagian biji.
Keberadaan karbohidrat pada jaringan tanaman tidak lepas dari adanya
ketergantungan tanaman yang sangat tinggi terhadap keberadaan senyawa
karbohidrat bagi kehidupannya. Karbohidrat memiliki beberapa peran penting yang
sangat vital bagi kehidupan tanaman. Tanpa karbohidrat tanaman tidak akan mampu
tumbuh, berkembang, dan melakukan kegiatan fisiologi lainnya secara normal
akibat kekurangan energi yang bersumber dari karbohidrat, yang penting sebagai
bahan bakar dalam melaksanakan proses-proses tersebut. Karbohidrat berperan
penting sebagai sumber energi utama bagi tanaman untuk kehidupannya (Salisbury
dan Ross, 1992).
Selain
sebagai sumber energi utama, karbohidrat juga merupakan senyawa yang amat
penting dalam biokimia tumbuhan. Tanpa karbohidrat kegiatan biokimia tumbuhan
tidak akan mampu berlangsung secara normal. Karbohidrat merupakan senyawa kunci
dalam biokimia tumbuhan hijau, karena pada dasarnya semua kandungan kimia
tumbuhan berasal dari karbohidrat (Robinson, 1991). Mengingat peran penting
tersebut, maka tak heran dalam jaringan tanaman ditemukan keberadaan
karbohidrat dalam jumlah yang cukup besar baik pada daun maupun biji.
Keberadaan karbohidrat pada tumbuhan
terbentuk dalam jenis yang beragam mulai dari bentuk gula sederhana
(monosakarida) seperti glukosa dan fruktosa hingga bentuk polisakarida seperti
pati dan selulosa. Masing-masing jenis memiliki perannya masing-masing pada
tanaman. Pati, glukosa, dan glikogen merupakan jenis karbohidrat yang berfungsi
sebagai sumber energi atau sebagai bahan bakar, sedangkan selulosa, kitin, dan
pektin merupakan jenis karbohidrat yang berfungsi sebagai bahan penyusun
struktur sel (Martoharsono, 1991) .
Kandungan
karbohidrat yang lebih tinggi pada biji dibandingkan pada daun erat kaitannya
dengan peranan yang dimiliki biji sebagai calon individu baru. Sebagai calon
individu baru, biji memerlukan senyawa-senyawa penting seperti karbohidrat,
protein, dan lemak dalam jumlah tinggi guna mendukung kegiatan fisiologisnya
kelak ketika akan berkecambah atau berkembang menjadi individu baru. Pada awal
masa pertumbuhan biji, ketika akar dan daun belum tumbuh, satu-satunya sumber
energi yang dapat digunakan oleh biji berasal dari cadangan makanan yang ada
dalam bagian endospermnya. Cadangan makanan ini sebagian besar terbentuk
sebagai karbohidrat jenis pati. Karbohidrat merupakan senyawa penting yang
berfungsi sebagai cadangan makanan bagi tanaman (Wilkins, 1992). Karena itu,
tanaman mengkonsentrasikan karbohidrat ke dalam biji dibanding pada bagian
tanaman lainnya termasuk daun. Salah satu peran penting karbohidrat pada biji
adalah sebagai cadangan makanan. Contohnya adalah karbohidrat jenis
galaktomanan yang banyak ditemukan pada bagian endosperm biji kopi.
Galaktomanan merupakan jenis polisakarida yang mengandung D-galaktosa dan
D-manosa yang tersimpan dalam bagian endosperm dan digunakan sebagai cadangan
makanan (Robinson, 1991). Karena pentingnya peranan karbohidrat pada biji
itulah, tanaman kemudian mengkonsentrasikan karbohidrat pada bagian biji,
seperti yang ditemui pada tanaman melinjo.
Selain
memiliki kuantitas yang berbeda, kandungan karbohidrat yang ada pada biji dan
daun tanaman juga berbeda dalam hal jenisnya. Perbedaan ini didasarkan pada
fungsi dan tempat atau sumber keberadaan karbohidrat tersebut. Pada biji, jenis
karbohidrat yang dominan adalah jenis polisakarida pati. Dominasi karbohidrat
jenis pati tidak lepas dari karakter pati yang berfungsi sebagai sumber
cadangan makanan untuk suplai energi tanaman. Pati biasanya terlibat pada
penyimpanan dan pemakaian energi yang diperlukan untuk pertumbuhan,
pengangkutan ion, pengambilan air, dan sebagainya (Robinson, 1991). Fungsi ini
amat penting dibutuhkan oleh biji sebagai bakal calon individu baru yang tentu
akan membutuhkan banyak cadangan makanan di awal masa pertumbuhannya. Sedangkan
pada daun, jenis karbohidrat yang dominan adalah jenis polisakarida selulosa
atau hemiselulosa. Dominasi karbohidrat jenis selulosa tidak lepas dari
karakternya yang berfungsi sebagai salah satu senyawa yang membentuk dinding
sel tanaman. Selulosa merupakan salah satu jenis karbohidrat yang berperan
dalam memberi kekuatan pada struktur dan dalam mengikat sel (Robinson, 1991).
Fungsi ini amat penting dibutuhkan oleh daun sebagai ujung tombak fotosintesis
tanaman. Tanpa struktur yang didukung dinding sel, sel daun tanaman tidak akan
mampu melakukan kegiatan fisiologisnya secara normal.
Karbohidrat
memegang peranan penting dalam alam karena merupakan
sumber energi utama bagi manusia dan hewan. Semua karbohidrat berasal dari
tumbuh-tumbuhan. Melalui fotosintesis, klorofil tanaman dengan bantuan sinar
matahari mampu membentuk karbohidrat dari karbondioksida (CO2)
berasal dari udara dan air (H2O) dari tanah. Karbohidrat yang
dihasilkan adalah klarbohidrat sederhana glukosa. Di samping itu dihasilkan
oksigen (O2) yang lepas di udara.
Sinar
matahari
klorofil
6 CO2 + 6 H2O C6H12O6
+ 6 O2
karbohidrat
Produk yang dihasilkan terutama dalam bentuk gula
sederhana yang mudah larut dalam air dan mudah diangkut ke seluruh sel-sel guna
penyediaan energi. Sebagian dari gula sederhana ini kemudian mengalami
polimerisasi dan membentuk polisakarida. Ada dua jenis polisakarida
tumbuh-tumbuhan, yaitu pati dan nonpati. Pati adalah bentuk simpanan
karbohidrat berupa polimer glukosa yang dihubungkan dengan ikatan glikosidik
(ikatan antara gugus hidroksil atom C nomor 1 pada molekul glukosa dengan gugus
hiodroksil atom nomor 4 pada molekul glukosa lain dengan melepas 1 mol air). Polisakarida nonpati membentuk struktur dinding sel yang
tidak larut dalam air. Struktur polisakarida nonpati mirip pati, tapi tidak
mengandung ikatan glikosidik. Serelia, seperti beras, gandum, dan jagung serta
umbi-umbian merupakan sumber pati utama di dunia. Polisakarida nonpati
merupakan komponen utama serat makanan.
Untuk jenis-jenis karbohidrat
terdiri dari monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Untuk monosakarida Sebagian
besar monosakarida dikenal sebagai heksosa, karena terdiri atas 6-rantai atau
cincin karbon. Atom-atom hidrogen
dan oksigen terikat pada rantai atau cincin ini secara terpisah atau sebagai
gugus hidroksil (OH). Ada tiga jenis heksosa, yaitu glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Ketiga macam monosakarida ini
mengandung jenis dan jumlah atom yang sama, yaitu 6 atom karbon, 12 atom
hidrogen, dan 6 atom oksigen. Perbedaannya hanya terletak pada cara penyusunan
atom-atom hidrogen dan oksigen di sekitar atom-atom karbon. Perbedaan dalam
susunan atom inilah yang menyebabkan perbedaan dalam tingkat kemanisan, daya
larut, dan sifat lain ketiga monosakarida tersebut. Monosakarida yang terdapat
di alam pada umumnya terdapat dalam bentuk isomer dekstro (D). gugus hidroksil
ada karbon nomor 2 terletak di sebelah kanan. Struktur kimianya dapat berupa
struktur terbuka atau struktur cincin. Jenis heksosa lain yang kurang penting
adalah manosa. Monosakarida yang mempunyai lima atom karbon disebut pentosa,
seperti ribosa dan arabinosa.
Kemudian untuk disakarida ada empat
jenis disakarida ada empat jenis yaitu sukrosa atau sakarosa, maltosa, laktosa, dan
trehaltosa. Disakarida terdiri atas dua unit monosakarida yang terikat satu
sama lain melalui reaksi kondensasi. kedua monosakarida saling mengikat berupa
ikatan glikosidik melalui satu atom oksigen (O). ikatan glikosidik ini biasanya
terjadi antara atom C nomor 1 dengan atom C nomor 4 dan membentuk ikatan alfa,
dengan melepaskan satu molekul air. hanya karbohidrat yang unit monosakaridanya
terikat dalam bentuk alfa yang dapat dicernakan. Disakarida dapat dipecah
kembali mejadi dua molekul monosakarida melalui reaksi hidrolisis. Glukosa
terdapat pada ke empat.
Dan
terakhir adalah karbohidrat kompleks yaitu polisakarida. Polisakarida yaitu
Karbohidrat kompleks ini dapat mengandung sampai tiga ribu unit gula sederhana
yang tersusun dalam bentuk rantai panjang lurus atau bercabang. Jenis
polisakarida yang penting pati,
dekstrin, glikogen, dan polisakarida nonpati.Pati
merupakan simpanan karbohidrat dalam tumbuh-tumbuhan dan merupakan karbohidrat
utama yang dimakan manusia di seluruh dunia. Pati terutama terdapat dalam
padi-padian, biji-bijian, dan umbi-umbian.Jumlah unit glukosa dan susunannya
dalam satu jenis pati berbeda satu sama lain, bergantung jenis tanaman asalnya.
Bentuk butiran pati ini berbeda satu sama lain dengan karakteristik tersendiri
dalam hal daya larut, daya mengentalkan, dan rasa. Amilosa merupakan rantai
panjang unit glukosa yang tidak bercabang, sedangkan amilopektin adfalah
polimer yang susunannya bercabang-cabang dengan 15-30 unit glukosa pada tiap
cabang.
Kemudian
dekstrin merupakan produk antara pada perencanaan pati atau dibentuk melalui
hidrolisis parsial pati. Dekstrin merupakan sumber utama karbohidrat dalam
makanan lewat pipa (tube feeding). Cairan glukosa dalam hal ini merupakan campuran
dekstrin, maltosa, glukosa, dan air. Karena molekulnya lebih besar dari sukrosa
dan glukosa, dekstrin mempunyai pengaruh osmolar lebih kecil sehingga tidak
mudah menimbulkan diare.
Glikogen dinamakan juga pati hewan karena merupakan
bentuk simpanan karbohidrat di dalam tubuh manusia dan hewan, yang terutama
terdapat di dalam hati dan otot. Dua pertiga bagian dari glikogen disimpan
dalam otot dan selebihnya dalam hati. Glikogen dalam otot hanya dapat digunakan
untuk keperluan energi di dalam otot tersebut, sedangkan glikogen dalam hati
dapat digunakan sebagai sumber energi untuk keperluan semua sel tubuh.
Kelebihan glukosa melampaui kemampuan menyimpannya dalam bentuk glikogen akan
diubah menjadi lemak dan disimpan dalam jaringan lemak.
Untuk
Polisakari dan Nonpati/Serat yaitu dapat dijelaskan, Serat mendapat perhatian
karena peranannya dalam mencegah berbagai penyakit. Ada dua golongan serat
yaitu yang tidak dapat larut dan yang dapat larut dalam air. Serat yang tidak
larut dalam air adalah selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Serat yang larut
dalam air adalah pektin, gum, mukilase, glukan, dan algal.
Untuk
Sumber-sumber karbohidrat adalah dari padi-padian atau serealia, umbi-umbian,
kacang-kacang kering, dan gula. Hasil olah bahan-bahan ini adalah bihun, mie,
roti, tepung-tepungan, selai, sirup, dan sebagainya. Sebagian besar sayur dan
buah tidak banyak mengandung karbohidrat. Sayur umbi-umbian, seperti wortel dan
bit serta kacang-kacangan relatif lebih banyak mengandung karbohidrat daripada
sayur daun-daunan. Bahan makanan hewani seperti daging, ayam, ikan, telur, dan
susu sedikit sekali mengandung karbohidrat. Sumber karbohidrat yang banyak
dimakan sebagai makanan pokok di Indonesia adalah beras, jagung, ubi, singkong,
talas, dan sagu.
Kemudian untuk Fungsi utama
karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh. Karbohidrat merupakan sumber
utama energi bagi penduduk di seluruh dunia, karena banyakdi dapat di alam dan
harganya relatif murah. Satu gram karbohidrat menghasilkan 4 kkalori. Sebagian
karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk
keperluan energi segera; sebagian disimpan sebagai glikogen dalam hati dan
jaringan otot, dan sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan
sebagai cadangan energi di dalam jaringan lemak.
Kemudian
Karbohidrat memberi rasa manis pada makanan, khususnya mono dan disakarida. Gula tidak mempunyai rasa manis yang sama. Fruktosa
adalag gula yang paling manis. Bila
tingkat kemanisan sakarosa diberi nilai 1, maka tingkat kemanisan fruktosa
adalah 1,7; glukosa 0,7; maltosa 0,4; laktosa 0,2.
Ketiga yaitu Bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi utamanya
sebagai zat pembangun. Sebaliknya, bila karbohidrat makanan mencukupi, protein
terutama akan digunakan sebagai zat pembangun.
Kemudian
Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna, sehingga
menghasilkan bahan-bahan keton berupa asam asetoasetat, aseton, dan asam
beta-hidroksi-butirat. Bahan-bahan ini dibentuk menyebabkan ketidakseimbangan
natrium dan dehidrasi. pH cairan menurun. Keadaan ini menimbulkan ketosis atau
asidosis yang dapat merugikan tubuh. Dan yang terakhir Karbohidrat membantu
pengeluaran feses dengan cara emngatur peristaltik usus dan memberi bentuk pada
feses. Selulosa dalam serat makanan mengatur peristaltik usus.
Serat
makanan mencegah kegemukan, konstipasi, hemoroid, penyakit-penyakit
divertikulosis, kanker usus besar, penyakiut diabetes mellitus, dan jantung
koroner yang berkaitan dengan kadar kolesterol darah tinggi. Laktosa dalam susu
membantu absorpsi kalsium. Laktosa lebih lama tinggal dalam saluran cerna,
sehingga menyebabkan pertumbuhan bakteri yang menguntungkan.
Reaksi-reaksi
yang terjadi dalam analisis kandungan karbohidrat antara lain sebagai berikut :
1. Oksidasi
Aldehyde group menjadi carboxyl group
CH2O CHOOH
Aldehida
adalah senyawa organik mengandung gugus formil.
Kelompokfungsional,dengan strukturR-CHO, terdiri dari pusat karbonil (karbon ganda terikat
padaoksigen) terikat hidrogen dan gugus R, yaitu setiap alkil
generik atau rantai samping. Kelompok tanpa R disebut gugus aldehid atau
kelompok formil. Aldehida berbeda dari keton dalam karbonil
ditempatkan pada akhir dari kerangka karbon bukan antara dua atom karbon. Aldehida
yang umum dalam kimia organik. Contoh aldehida yaitu produk wewangian.
Struktur dan
ikatan
Aldehida fitur yang sp2-hibridisasi,
pusat karbon planar yang terhubung oleh ikatan ganda untuk oksigen dan ikatan
tunggal untuk hidrogen. Ikatan C-H adalah tidak asam. Karena stabilisasi
resonansi dari basa konjugasi, sebuah α-hidrogen dalam aldehida jauh lebih
asam, dengan pKa dekat 17, daripada ikatan CH dalam alkana khas (pKa tentang
50), pengasaman ini disebabkan (1) kualitas elektron-menarik pusat formil dan
(2) fakta bahwa dasar konjugasi, anion enolat, delocalizes muatan negatif.
Aldehida (kecuali yang tanpa karbon
alfa, atau tanpa proton pada karbon alfa, seperti formalin dan benzaldehida)
bisa eksis baik dalam keto atau enol tautomer. Keto-enol tautomerisme dikatalisis
oleh salah satu asam atau basa. Biasanya enol adalah tautomer minoritas, tetapi
lebih reaktif.
Oksidasi
Kelompok formil mudah
mengoksidasi dengan asam karboksilat yang sesuai(-COOH). Oksidan yang lebih disukai di industri adalah oksigen atau udara. Di
laboratorium, zat pengoksidasi yang populer meliputi permanganat kalium,
asam nitrat, kromium (VI) oksida, dan asam kromat. Kombinasi dari mangan dioksida,
sianida, asam asetat dan metanol akan mengkonversi aldehida keestermetil.
Reaksi
oksidasi adalah dasar dari tescermin perak. Pada tes ini, aldehida diperlakukan
dengan pereaksi Tollens', yang dibuat dengan menambahkan setetes larutan
natrium hidroksida ke dalam larutan perak nitrat untuk memberikan endapan perak
(I) oksida, dan kemudian menambahkan hanya cukup encer larutan amonia untuk larut kembali dalam endapan dalam
amonia encer untuk menghasilkan [Ag (NH3)2]
+ kompleks. Reagen ini akan mengkonversi aldehid menjadi asam karboksilat
tanpa menyerang karbon-karbon ganda obligasi. Perak nama tes cermin muncul
karena reaksi ini akan menghasilkan endapanperak yang kehadirannya dapat
digunakan untuk menguji keberadaan dari aldehida.
Reaksi
oksidasi lebih lanjut melibatkan pereaksi Fehling sebagai ujian. Para Cu2+ ion kompleks
direduksi menjadi endapan berwarna merah bata Cu2O.
Jika tidak aldehida dapat
membentuk enolat (misalnya, benzaldehida),
penambahan basa kuat menginduksi reaksi Cannizzaro. Reaksi ini menghasilkan disproporsionasi, menghasilkan campuran alkohol dan asam karboksilat.
Asam
karboksilat adalah asam organik ditandai dengan adanya paling sedikit satu
gugus karboksil. Rumus umum dari
asam karboksilat R-COOH, dimana R adalah beberapa kelompok
fungsional monovalen. Sebuah gugus karboksil (atau karboksi) adalah
kelompok fungsional yang terdiri dari karbonil (RR'C = O) dan hidroksil (ROH), yang memiliki rumus-C (=O)OH, biasanya ditulis sebagai-COOH atau-CO2H.
Asam
karboksilat Bronsted-Lowry
asam karena mereka adalah proton (H+) donor. Mereka adalah jenis yang paling umum dari asam organik. Di
antara contoh paling sederhana adalah asam format HCOOH, yang terjadi
pada semut, dan asam asetat CH3COOH, yang memberikan rasa asam cukanya. Asam dengan dua atau
lebihgugus karboksildi sebut dikarboksilat, trikarboksilat, dll Contoh dikarboksilat paling sederhana adalah asam oksalat (COOH)2,
yang hanya dua carboxyls terhubung. Asam Mellitic adalah contoh
dari asam hexacarboxylic. Contoh lain alam penting adalah
asam sitrat (dalam lemon) dan asam tartarat (dalam buah
asam).
Kelarutan
Karboksilat asam dimer
Asam
karboksilat kutub. Karena mereka berdua hidrogen akseptor ikatan (karbonil)
dan hidrogen obligasi donor (yang hidroksil), mereka
juga berpartisipasi dalam ikatan hidrogen. Bersama kelompok hidroksil
dan karbonil membentuk gugus fungsional karboksil. Asam karboksilat
biasanya ada sebagai pasangan dimer di media non polar karena kecenderungan
mereka untuk asam karboksilat yang lebih kecil (1 sampai5 karbon) "self-asosiasi." Larut dalam air,
sedangkan asam karboksilat lebih tinggi kurang larut karena sifat hidrofobik meningkatnya
rantai alkil. Asam rantai yang lebih panjang cenderung agak kurang larut dalam pelarut
polar seperti eter dan alkohol.
Karakterisasi
Asam karboksilat yang paling mudah
diidentifikasi seperti itu oleh spektroskopi inframerah. Mereka menunjukkan
sebuah band yang tajam terkait dengan getaran getaran ikatan CO (νC = O) antara
1680 dan 1725 cm-1. Sebuah band νO-H karakteristik muncul sebagai puncak luas
di 2500-3000 cm-1 daerah dengan spektrometri 1H NMR, hidrogen hidroksil muncul
di wilayah ppm 10-13, meskipun sering baik memperluas atau tidak. Diamati
karena bertukar dengan jejak air.
oksidasi
alkohol primer atau aldehida dengan oksidan kuat seperti kalium dikromat,
reagen Jones, kalium permanganat, atau natrium
klorit. Metode ini bisa menerima kondisi laboratorium dibandingkan
dengan penggunaan industri udara, yang "hijau" karena menghasilkan produks amping yang kurang anorganik seperti kromium atau
oksida mangan.
Oksidatif
pembelahan olefinolehozonolysis, kalium permanganat, atau kalium dikromat.
Asam karboksilat juga dapat diperoleh dengan hidrolisis nitril,
ester, amida atau, umumnya dengan asam atau
basa-katalisis. Karbonasi dari Grignard
dan organolitiumreagen:
RLi + CO2 RCO2LiRCO2Li
+ HCl RCO2H + LiCl
Halogenasi diikuti
dengan hidrolisis metil keton dalam reaksi haloform. Reaksi Kolbe-Schmitt menyediakan rute ke asam salisilat, prekursor dengan aspirin.
Reaksi yang paling banyak
dipraktekkan mengkonversi asam karboksilat menjadi ester, amida, garam karboksilat,
klorida asam, dan alkohol. Asam karboksilat bereaksi dengan basa membentuk
garam karboksilat, dimana hidrogen dari hidroksil (-OH) kelompok diganti dengan
kation logam. Dengan demikian, asam asetat ditemukan dalam cuka bereaksi dengan
natrium bikarbonat (baking soda) untuk membentuk natrium asetat, karbon
dioksida, dan air:
CH3COOH + NaHCO3 → CH3COONa
+ CO2 + H2O
Asam karboksilat bereaksi dengan
alkohol juga memberikan ester. Proses ini banyak digunakan dalam produksi
poliester. Demikian pula asam karboksilat diubah menjadi amida, tetapi konversi
ini biasanya tidak terjadi dengan reaksi langsung dari asam karboksilat dan
amina. Sebaliknya ester merupakan prekursor khas untuk amida. Konversi asam
amino menjadi peptida adalah suatu proses biokimia utama yang memerlukan ATP.
Gugus hidroksil pada asam
karboksilat dapat digantikan dengan atom klor menggunakan klorida tionil untuk
memberikan asil klorida. Di alam, asam karboksilat dikonversi ke tioester. Asam
karboksilat dapat direduksi menjadi alkohol dengan hidrogenasi atau menggunakan
hidrida stoikiometri mengurangi agen seperti hidrida aluminium lithium. N,
N-dimethylchloromethylenammonium klorida adalah agen yang sangat chemoselective
untuk pengurangan asam karboksilat. Hal selektif mengaktifkan asam karboksilat
dan dikenal untuk mentolerir fungsi aktif seperti keton serta moeties ester
moderat, olefin, nitril dan halida.
2. Reduksi
alkali 3,5-dinitrosalicylic acid menjadi 3-amino, 5-nitrosalicylic acid
3,5-dinitrosalisilat
asam (DNS atau DNSA, nama IUPAC2-hidroksi-3,5-dinitrobenzoic
asam) merupakan senyawa aromatik yang bereaksi dengan mengurangi
guladan mengurangi molekul lain untuk membentuk3-amino-5-nitrosalicylic
asam, yang menyerap cahaya kuat pada
540nm. Ini pertama kali diperkenalkan sebagai metode untuk mendeteksi mengurangi
zat dalam urin dan telah banyak digunakan, misalnya untuk quantificating tingkat
karbohidrat dalam darah. Hal ini terutama digunakan dalam uji alfa-amilase.
Namun, metode enzimatik biasanya lebih suka DNS karena kekhususan
mereka.
3-Amino-5-nitrosalicylic asam adalah
senyawa aromatik yang menyerap cahaya kuat pada 540 nm. Hal ini dihasilkan
ketika 3,5-dinitrosalisilat asam bereaksi dengan gula pereduksi. Dalam reaksi
ini, kelompok 3-nitrat (noo-) berkurang ke grup amino (NH2).
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan yang telah
dilakukan maka dalam praktikum pengujian kandungan karbohidrat dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1.
Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan
sumber energi utama bagi manusia dan hewan. Semua karbohidrat berasal dari
tumbuh-tumbuhan. Melalui fotosintesis, klorofil tanaman dengan bantuan sinar
matahari mampu membentuk karbohidrat dari karbondioksida (CO2)
berasal dari udara dan air (H2O) dari tanah.
2.
Sampel biji melinjo tua
yang belum dilakukan penyemaian memiliki kandungan karbohidrat yang paling
tinggi dibadingkan dengan sampel biji melinjo yang telah dilakukan penyemaian
serat daun yang telah dilakukan perendaman mengalami degradasi kandungan
karbohidrat.
3.
Sampel biji melinjo tua
tanpa persemaian hasil reaksi atau hasil percobaan lebih pekat dibandingkan
sampel melinjo yang telah disemai dan sampel daun melinjo yang direndam.
4.
Perubahan warna yang
lebih pekat pada sampel menunjukkan bahwa kandungan karbohidrat di dalam sampel
tersebut tinggi. Sedangkan warna yang cerah atau bening setelah direaksikan
menunjukkan bahwa sampel tersebut memiliki kandungan karbohidrat yang rendah.
5.
Reaksi – reaksi yang
terjadi dalam pengujian kandungan karbohidrat dalam tanaman yaitu reaksi
oksidasi aldehyde group membentuk carboxyl group dan reaksi reduksi
3,5-dinitrosalicylic acid membentuk 3-amino, 5-nitrosalicylic acid.
6.
Metode yang digunakan
untuk menganalisa kadar karbohidrat biji dan daun tanaman melinjo pada
praktikum kali ini adalah metode dinitrosalicylic kolorimetric.
7.
Prinsip kerja metode
dinitrosalicylic kolorimetric didasarkan pada adanya gugus karbonil bebas.
Keberadaan kandungan karbohidrat pada sampel diindikasikan dengan adanya
perubahan warna ketika direaksikan.
8.
Jenis karbohidrat yang
dominan pada bagian biji adalah jenis polisakarida pati. Sedangkan pada daun
jenis karbohidrat yang dominan adalah jenis selulosa atau hemiselulosa.
4.2 Saran
Dalam
melakukan praktikum diharapkan setiap hasil yang diperoleh dilakukan pengamatan
yang baik agar data yang diperoleh atau hasil yang diperoleh tidak jauh dari
kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
Martoharsono,
Soeharsono. 1991. Biokimia: Jilid 1. Jogjakarta: Gadjah Mada University
Press.
Martoharsono, S.
1998. Biokimia. Yogyakarta: gadjah Mada University Press.
Miller,
G. L. 1959. Use of Dinitrosalycylic Acid Reagent for Determination of Reducing
Sugar. Analysis Chemistry. 31: 426.
Poedjiadi, A.
1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta:
Universitas Indonesia Press.
Robinson,
Trevor. 1991. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung: Penerbit ITB.
Salisbury,
Frank B, Cleon W. Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan: Jilid 1. Bandung:
Penerbit ITB.
Salisbury,
Frank B, Cleon W. Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan: Jilid 2. Bandung:
Penerbit ITB.
Soendoro, R.
1989. Prinsip-Prinsip Biokimia.
Jakarta : Erlangga.
Wilkins, Malcolm B. 1992. Physiology of Plant
Growth. Jakarta: Bumi Aksara.
Winarno, F,G.
1989. Kimia Pangan dan Gizi.
Gramedia: Jakarta.
LAMPIRAN
Gambar 01. Perubahan Warna
Ekstrak Biji Melinjo Setelah Perlakuan (Warna merah tua mengindikasikan adanya
kandungan karbohidrat )