Pages

Subscribe:
Powered By Blogger

Sabtu, 26 Mei 2012

My CV


Curriculum Vitae


1.    Personal Detail
Full Name                            :           Agus Setiawan
Sex                                       :           Male
Place, Date of Birth             :           Banyuwangi, September 09th 1992
Nationality                           :           Indonesian
Marital Status                       :           Single
Height, Weight                     :           170 cm, 65 kg
Health                                  :           Tifoid
Religion                               :           Moslem
Address                               :           Jl.  Kalimantan 1, Gang Citra, Jember
Mobile                                 :           -
Phone                                  :           087806531067
E-mail                                  :          
agus.setia33@yahoo.com
2.    Educational Background
1997 – 1999                       :           TK Khadijah 80 Kesilir
1999 – 2005                       :           SDN 5 Kesilir
2005 – 2008                       :           SMPN 1 Siliragung
2008 – 2011                       :           SMAN 1 Bangorejo
2011 – now                         :           Student in Agricultural Department at the
University of Jember

3.    Organisation Experience
1.      Leader of OSIS SMAN 1 Bangorejo 2009/2010
2.      Member of UKKM PEKA in Agricultural Department at the University of Jember

4.    Appreciation
1st  Winner  Badminton Man-Single in Bangorejo District 2009
4th   Scientific Writing Competition In Banyuwangi Region 2010

5.    Qualifications
  1. Agricultural Management,
  2. Pest Fundamental Management,
  3. Soil Fundamental Management,
  4. Computer Literate (MS Word, MS Excel, and MS Power Point)
6.    Working Experience
1.      Worker at Coffee, Cocoa and Rubber Plantation 2011
2.      Waiter Restaurant In Jajag District 2011

Rabu, 09 Mei 2012

LIPIDA


 





BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Untuk memberikan definisi yang jelas tentang lipid sangat sukar, sebab senyawa yang termasuk lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau mirip. Sifat kimia dan fungsi biologinya juga berbeda-beda. Walaupun demikian para ahli biokimia bersepakat bahwa lemak dan senyawa organik yang mempunyai sifat fisika seperti lemak, dimasukkan dalam satu kelompok yang disebut lipid. Adapun sifat kimia yang dimaksud ialah: (1) tidak larut dalam air, tetapi larut dalam satu atau lebih dari satu pelarut organik misalnya eter, aseton, kloroform, benzena yang sering juga disebut “pelarut lemak”; (2) ada hubungan dengan asam-asam lemak atau esternya; (3) mempunyai kemungkinan digunakan oleh makhluk hidup. Kesepakatan ini telah disetujui oleh Kongres Internasional Kimia Murni dan Terapan (International Congress of Pure and Applied Chemistry) (Poedjiadi, A. 1994)
Istilah lipida menunjuk ke zat-zat yang dapat diekstraksi dari materi hidup dengan menggunakan pelarut hidrokarbon seperti ligroin, benzena, etil eter, atau kloroform. Protein, karbohidrat, dan asam nukleat pada dasarnya tidak larut dalam pelarut-pelarut non polar ini. Kesimpulan bahwa lipida larut dalam lemak barangkali merupakan satu-satunya penyamarataan tentang lipida yang dapat ditarik, karena mereka menunjukkan keanekaragaman baik fungsional maupun struktural dalam batas-batas yang besar. Fungsi lipida adalah:
1.    Penyimpan energi dan transport
2.    Struktur membran
3.    Kulit pelindung, komponen dinding sel
4.    Penyampai kimia.
Lipida permukaan tumbuhan adalah vital bagi tumbuhan hijau yang tumbuh dalam lingkungan kering dimana air harus disimpan. Suatu lapis malam dan material hidrokarbon pada permukaan tumbuhan membantu menjaga terhadap penguapan air. Hal ini teristimewa penting pada tumbuhan tropik. Misalnya daun bakau mengandung hidrokarbon alifatik yang ada hubungannya dengan malam parafin, selain asam lemak-ester alkohol lemak. Dalam hal ini lipida bertugas dalam peranan yang bersifat melindungi (R. Soendoro, 1989).
Lipida mempunyai beberapa fungsi diantaranya ialah sebagai: 1) komponen struktural membran, 2) bahan bakar, 3) lapisan pelindung dan 4) vitamin dan hormon. Pada umumnya klasifikasi lipida didasarkan atas kerangka dasarnya menjadi lipida kompleks dan lipida sederhana. Golongan pertama dapat dihidrolisis sedangkan golongan kedua, tidak dapat dihidrolisis ( S. Martoharsono, 1998).
Jenis lipid yang lain lagi merupakan bahan structural yang penting. Kemampuan lipid jenis ini untuk saling bergabung menyingkirkan air dan senyawa polar lain menyebabkannya dapat membentuk membran sehingga memungkinkan adanya berbagai organisme yang kompleks. Membran tersebut memisahkan satu sel dengan sel yang lain di dalam jaringan, serta memisahkan berbagai organel di dalam sel menjadi ruangan-ruangan yang memiliki ciri kimia tertentu sehingga dapat ditata dan diatur sendiri (Gilvery & Goldstein, 1996).
Lemak merupakan komponen utama dari membrane sistem kehidupan, Dua tipe lemak yang dapat tersaponifikasi dalam membrane memiliki suatu gugusan fosfat dalam strukturnya dan dengan demikian disebut fosfolipid.Salah satu jenis memiliki gliserol sebagai senyawa induk (fosfogliserida) dan yang lain memiliki sfingosin (sfingolipid). Dua komponen lemak lain yang penting dari membrane adalah glikolipid yang mengandung karbohidrat dan steroid kolesterol, yang disebut terakhir ini merupakan suatu lemak non-saponifikasi yang berasal dari eukariotik yang ditemukan dalam membrane seluler hewan (Armstrong, 1995).
Berbagai jenis asam lemak tumbuhan yang penting umumnya diperoleh dari biji-bijian antara lain dari biji kapas, jagung, kacang dan kedelai. Asam lemak tidak jenuh yang terbanyak di alam ialah asam oleat dan asam linoleat. Asam lemak jenuh terbanyak adalah asam palmitat, asam stearat dan asam laurat. Asam lemak jenuh dengan jumlah atom karbon rendah adalah asam propionat dan asam butyrat. Jenis asam lemak lainnya yang tidak penting pada lipid membran tumbuhan dapat ditemukan pada biji-bijian seperti misalnya asam risinoleat pada biji jarak (Salisbury dan Ross, 1995).
Hampir semua bahan pangan banyak mengandung lemak dan minyak, terutama bahan pangan yang berasal dari hewan. Lemak dalam jaringan hewan terdapat dalam jaringan adiposa. Dalam tanaman, lemak disintesis dari satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak yang terbentuk dari kelanjutan oksidasi karbohidrat dalam proses respirasi. Proses pembentukan lemak dalam tanaman dapat dibagi dalam tiga tahap, yaitu :
·    pembentukan gliserol
·    pembentukan molekul asam lemak
·    kondensasi asam lemak dengan gliserol membentuk lemak

1.2 Tujuan
Tujuan praktikum analisis kandungan total lipid adalah:
1.    Untuk memisahkan atau bagian lipid dari komplek protein, karbohidrat dan minor komponen seperti amino acid dan mineral.
2.    Untuk menjaga lipid agar tidak rusak selama dalam proses isolasi dan sebelum analisis.
3.    Mengetahui kandungan lipid pada beberapa sampel dengan metode Bligh-Dyer.













BAB 2. BAHAN DAN METODE

2.1 Alat dan Bahan
2.1.1 Alat
1. Tabung reaksi
2. Mortar  pestle
3. Pasteur pipette
4. Rak tabung reaksi
5. Vortex
6. Sentrifuse
7. Alumunium foil

2.1.2 Bahan
1. Daun Kopi
2. Chloroform
3. Methanol
4. Air

2.3 Cara Kerja
1.    Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum.
2.    Menimbang alumunium foil (2 kali ulangan).
3.    Mengekstrak 1 gram sampel yaitu daun kopi.
4.    Menambahkan 2 ml chloroform/methanol (1/2), kemudian memvortexnya.
5.    Menambahkan 1, 25 ml cloroform dan memvorteksnya lagi.
6.    Menambahkan 1, 25 ml aquadest
7.    Memasukkan ke dalam sentrifuse dengan kecepatan 5000 rpm selama 10  menit.



BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1    Hasil
Tabel 1. Pengamatan Uji Lipida
Sampel
Wo
W1
W2
F
U1
U2
U1
U2
U1
U2
U1
U2
U1
U2
B. Kopi
B. Kopi
0,45
0,38
0,63
0,53
1,00
1,00
18,00 %
15,00 %
D. Kopi
D. Kopi
0,99
0,69
1,20
0,89
1,00
1,00
21,00 %
20,00 %
B. Kakao
B. Kakao
0,63
0,65
0,89
0,89
1,00
1,00
26,00 %
24,00%
D. Kakao
D. Kakao
0,61
0,89
0,86
1,11
1,00
1,00
25,00 %
22,00 %

Perhitungan :

Rumus :  F = (W1-Wo) X 100%
                             W2
Biji Kopi         : U1      : (0,63-0,45) X 100%  = 18,00 %
                                           1,00

                          U2      : (0,53-0,38) X 100% = 15,00 %
                                           1,00

Daun Kopi      : U1      : (1,20-0,99) X 100% = 21,00 %
                                           1,00

                          U2      : (0,89-0,69) X 100% = 20,00 %
                                           1,00

Biji Kakao       : U1      : (0,89-0,63) X 100% = 26,00 %
                                           1,00

                          U2      : (0,89-0,65) X 100% = 24,00%
                                           1,00

Daun Kakao    : U1      : (0,86-0,61) X 100% = 25,00 %
                                           1,00

                          U2      : (1,11-0,89) X 100% = 22,00 %
                                           1,00


Dari hasil pengamatan mengenai analisa kandungan lipid pada setiap sampel yang kami peroleh, didapat hasil kandungan lipid pada sampel biji kopi U1 yaitu sebesar 18.00%, kandungan lipid pada sampel U2 sebesar 15.00%. Pada sampel daun kopi U1 kandungan lipid sebesar 21.00%, U2 kandungan  lipid sebesar 20.00%. Pada sampel biji kakao U1 kandungan lipid sebesar 26% dan U2 kandungan lipid sebesar 24.00%. Pada sampel daun kakao memiliki kandungan lipid pada U1 sebesar 25.00%, dan untuk sampel U2 kandungan lipid sebesar 22.00%.

Untuk huruf Wo merupakan berat awal aluminium voil antara lain sebagai berikut :

Wo biji kopi U1   = 0,45 gr
Wo biji kopi U2   = 0,38 gr

Wo daun kopi U1 = 0,99 gr
Wo daun kopi U2 = 0,69 gr
Wo biji kakao U1 = 0,63 gr
Wo biji kakao U2 = 0,65 gr

Wo daun kakao U1 = 0,61 gr
Wo daun kakao U2 = 0,89 gr

Kemudian untuk huruf W2 merupakan berat aluminium voil + berat sampel antara lain :


W1biji kopi U1   = 0,63 gr
W1biji kopi U2   = 0,53 gr

W1 daun kopi U1 = 1,20 gr
W1 daun kopi U2 = 0,89 gr
W1 biji kakao U1 = 0,89 gr
W1 biji kakao U2 = 0,89 gr

W1 daun kakao U1 = 0,86 gr
W1 daun kakao U2 = 1,11 gr

Dan untuk W3 merupakan berat Aluminium voil + sampel yang telah diopen pada suhu 90o C selama 10 menit. Hasil yang didapatkan adalah sebagai berikut:

W2biji kopi U1   = 1,00 gr
W2biji kopi U2   = 1,00 gr

W2 daun kopi U1 = 1,00 gr
W2 daun kopi U2 = 1,00 gr
W2 biji kakao U1 = 1,00 gr
W2 biji kakao U2 = 1,00 gr

W2 daun kakao U1 = 1,00 gr
W2 daun kakao U2 = 1,00 gr

            Sedangkan untuk huruf F adalah kandungan lipid pada sampel. Yang dihasilkan data sebagai berikut :

F biji kopi U1   = 18,00 %
F biji kopi U2   = 15,00 %

F daun kopi U1 = 21,00 %
F daun kopi U2 = 20,00 %
F biji kakao U1 = 26,00 %
F biji kakao U2 = 24,00 %

F daun kakao U1 = 25,00 %
F daun kakao U2 = 22,00 %


3.2 Pembahasan
Metode yang digunakan pada praktikum analisa kadar lipid biji dan daun tanaman kopi dan kakao adalah metode Bligh-Dyer. Prinsip kerja metode ini didasarkan pada adanya perbedaan kelarutan antara lipid dengan senyawa lain yang ada pada jaringan tanaman. Isolasi berbagai golongan lipid sangat mengandalkan perbedaan kelarutannya (Robinson, 1991). Lipid merupakan senyawa nonpolar yang hanya dapat larut dalam cairan yang bersifat nonpolar, sedangkan senyawa lain yang ada pada tanaman bersifat polar sehingga hanya dapat terlarut dalam cairan yang bersifat polar. Berdasarkan fenomena tersebut dibuatlah sebuah metode isolasi lipid dengan cara melarutkan jaringan tanaman dalam larutan campuran metanol dan chloroform. Lipid keseluruhan dapat diekstraksi dari jaringan dengan campuran metanol-chloroform (Bligh dan Dyer, 1959). Metanol berperan sebagai larutan polar yang dapat melarutkan senyawa lain selain lipid pada jaringan tanaman, sedangkan chloroform menjadi larutan nonpolar yang hanya dapat melarutkan lipid. Dari hasil reaksi tersebut akan terbentuk dua lapisan yakni lapisan metanol (metanol layer) yang mengandung semua senyawa selain lipid pada jaringan tanaman dan lapisan chloroform (chloroform layer) yang mengandung senyawa lipid keseluruhan yang ada pada jaringan tanaman.
Lipid atau lemak yang dikenal masyarakat kebanyakan adalah minyak dan mentega. Dalam percobaan kali ini, praktikan menguji kandungan total lipid menggunakan metode Bligh-Dyer dengan menambahkan campuran kloroform dan metanol sehingga didapat lipid dari masing-masing sampel yang bisa dipisahkan menjadi dua lapisan. Lapisan kloroform merupakan lapisan lipid karena kloroform ini bisa melarutkan lipid sedangkan metanol merupakan lapisan yang bukan mengandung lipid. Jadi lapisan yang mengandung lipid dapat terlarut pada pelarut dari kloroform. Dari sampel biji kopi, daun kopi, biji kakao, dan daun kakao masing-masing sampel memiliki kandungan lipid yang berbeda dapat dilihat dari hasil pengamatan bahwa, setelah sampel dihomogenisasi dan diopen pada suhu 90o C selama 10 menit dan diamkan terdapat supernatan dan lipid berupa endapan. Dalam pengopenan pada sampel daun kopi terjadi kebocoran pada aluminium voil yang digunakan untuk menampung sampel daun kopi yang ulangan pertama, sehingga larutan sampel tersebut meresap hilang yang mengakibatkan supernatan setelah diopen dan ditimbang menjadi sangat sedikit. Diperoleh untuk kandungan lipid dari sampel biji kopi U1 yaitu 0,18 gr , biji kopi yaitu U2 0,15 gr, daun kopi U1 yaitu 0,21 gr , daun kopi U2 yaitu 0,20 gr , biji kakao U1 yaitu 0,26 gr , biji kakao U2 yaitu 0,24 gr dan untuk daun kakao U1 yaitu 0,25 gr , daun kakao U2 yaitu 0,89 gr.
Untuk biji kopi U1 setelah dicampur chloroform dan air terbentuk dua lapisan, lapisan atas berwarna kuning bening dan lapisan bawah berwarna kuning dengan kandungan lipid 18,00 % dan untuk U2 yaitu sebesar 15,00 %. Untuk sampel daun kopi U1  pada lapisan atas berwarna kuning keruh dan lapisan bawah berwarna kuning pekat dengan kandungan lipid 21,00 % dan pada U2 yaitu sebesar 20,00 %. Untuk sampel biji kakao U1 lapisannya berwarna kuning dengan kandungan lipid 26,00 % dan U2 yaitu sebesar  24,00 %. Sedangkan untuk daun kakao U1 lapisan atasnya berwarna kuning pekat dan lapisan bawahnya berwarna kuning beninng dengan kandungan lipid 25,00 % dan untuk sampel U2 yaitu sebesar 22,00 %.
Dari hasil tersebut bahwa kandungan lipid pada biji kakao memiliki presentase terbesar diantara ke empat sampel yang diujikan yaitu pada sampel U1 sebesar 26.00 % dan pada U2 sebesar 24.00 % serta rata-rata dari kedua ulangan terssebut adalah sebesar 25.00 %. Sedangkan kandungan lipid terendah terdapat pada sampel biji kopi yang ulangan pertama yaitu sebesar 18.00 % dan pada ulangan kedua sebesar 15.00 % serta rata-rata dari kedua ulangan sampel tersebut adalah 16,50 %.
Seperti yang telah dijabarkan sebelumnya, dalam percobaan ditemukan bahwa dalam jaringan tanaman kopi dan kakao, khususnya pada bagian daun dan bagian biji, terkandung senyawa lipid. Hal tersebut membuktikan bahwa lipid merupakan salah satu senyawa yang terkandung dalam jaringan tanaman utamanya pada bagian daun dan bagian biji. Keberadaan lipid pada jaringan tanaman tidak lepas dari adanya ketergantungan tanaman yang sangat tinggi terhadap keberadaan senyawa lipid bagi kehidupannya. Lipid memiliki beberapa peran penting yang sangat vital bagi kehidupan tanaman. Tanpa keberadaan lipid struktur sel tanaman tidak akan terbentuk secara sempurna. Lipid merupakan salah satu senyawa yang menjadi komponen struktural membran sel (Dwidjoseputro, 1991). Selain itu tanpa keberadaan lipid tanaman tidak akan mampu tumbuh, berkembang, dan melakukan kegiatan fisiologi lainnya secara normal karena lipid juga merupakan salah satu sumber energi selain karbohidrat yang dibutuhkan tanaman untuk kegiatan fisiologisnya, bahkan lipid mampu menghasilkan energi jauh lebih banyak dibanding karbohidrat. Lipid menjadi sumber energi cadangan jika tanaman kekurangan karbohidrat (Salisbury dan Ross, 1992). Mengingat peran penting tersebut, maka tak heran dalam jaringan tanaman ditemukan keberadaan lipid dalam jumlah yang cukup besar.
            Keberadaan lipid pada tumbuhan terbentuk dalam jenis yang beragam. Lipid terbagi menjadi dua jenis didasarkan pada kerangka dasarnya yakni lipid sederhana dan lipid kompleks. Lipid sederhana dicirikan dengan kemampuannya untuk dihidrolisis oleh air. Contoh dari lipid jenis ini adalah steroid dan terpena. Sedangkan lipid kompleks dicirikan dengan ketidakmampuannya untuk dihidrolisis oleh air. Contoh dari lipid jenis ini adalah triasil gliserol, fosfolipid, sfingolipid, dan lilin. Masing-masing jenis memiliki perannya masing-masing pada tanaman dan berbeda satu sama lain. Secara umum lipid memiliki fungsi sebagai komponen struktural membran, bahan bakar, lapisan pelindung, dan vitamin serta hormon (Martoharsono, 1991).
Kandungan lipid yang lebih tinggi pada biji dibandingkan pada daun tanaman kakao erat kaitannya dengan peranan yang dimiliki biji sebagai calon individu tanaman baru. Sebagai calon individu tanaman baru, biji memerlukan senyawa-senyawa penting seperti karbohidrat, protein, dan lipid dalam jumlah yang memadai guna mendukung kegiatan fisiologisnya kelak ketika akan berkecambah / berkembang menjadi individu baru. Pada awal masa pertumbuhan biji, ketika akar dan daun belum tumbuh, satu-satunya sumber energi yang didapat oleh biji berasal dari cadangan makanan yang ada dalam endospermnya. Cadangan makanan ini dapat terbentuk sebagai karbohidrat atau lipid. Lipid merupakan salah satu sumber energi bagi tanaman yang mampu menghasilkan energi terbesar dibandingkan dengan senyawa lainnya seperti karbohidrat (Salisbury dan Ross, 1992). Karena itu, tanaman mengkonsentrasikan lipid ke dalam biji dibanding pada bagian tanaman lainnya termasuk daun. Salah satu jenis lipid yang banyak terkonsentrasi di biji adalah jenis fosfolipid. Kandungan fosfolipid pada biji tumbuhan bisa mencapai 2 % berat keringnya (Robinson, 1991).
Lipid yang terkandung dalam biji tanaman kopi terbentuk dalam beberapa jenis yakni triacylglycerols, sterols dan tocopherols. Masing-masing jenis terkandung dalam biji kopi dengan persentase yang berbeda-beda. Triacylglycerols merupakan jenis dengan persentase terbesar yakni sebesar 75,2 % dari keseluruhan kandungan lipid. Sedangkan sterol dan tocopherols terkandung dalam biji kopi dengan persentase sebesar 2,2 % dan 0,05 % dari keseluruhan kandungan lipid biji kopi (Maier, 1981). Kadar lipid yang terkandung pada biji tanaman kopi berbeda antara satu spesies dengan spesies lainnya. Hal tersebut dapat dilihat pada perbandingan kandungan lipid biji dari dua jenis tanaman kopi utama yakni robusta dan arabika. Kadar lipid pada biji kopi arabica memiliki persentase yang lebih tinggi dibanding pada kopi robusta. Pada biji kopi jenis robusta (Coffea canephora var. Robusta) terkandung lipid dengan persentase 10 %, sedangkan pada biji kopi jenis arabika (Coffea arabica) terkandung lipid dengan persentase sebesar 15 % (Speer dan Kolling-Speer, 2006).
Dalam pengujian kadar lipid pada sampel terdapat reaksi yang terjadi antara chloroform dan metanol yaitu sebagai berikut :

CHCl­­3  +  CH3OH                   CH3CCl3 + H2O

Kloroform, juga dikenal sebagai trichloromethane, adalah cairan yang telah digunakan di masa lalu sebagai ekstraksi pelarut untuk lemak, minyak, gemuk, dan produk lainnya, seperti remover tempat dry cleaning, dalam alat pemadam kebakaran; sebagai fumigan, dan sebagai anestesi (EPA). Ini juga digunakan dalam pembuatan fluoro carbons untuk pendingin, propelan, dan plastik. Saat ini, mayoritas kloroform digunakan untuk mensintesis bahan kimia lainnya. Kloroform termasuk zat karsinogenik.
Dalam diskripsi kimia kloroform adalah cairan tak berwarna yang mudah menguap yang tidak terlalu larut dalam air (EPA). Namun tidak terlalu mudah terbakar.
Kloroform yang ditemukan pada tahun 1831 dan merupakan banyak digunakan anestesi, pertama kali digunakan oleh JamesYoung Simpson, seorang profesor kebidanan di Universitas Edinburgh dan dokter untuk Ratu Victoria. Dia menggunakannya pertama pada dirinya pada tanggal 4 November 1847, tetapi segera menjadi jelas bahwa  ada efek samping yang sangat serius yang berhubungan dengan penggunaannya, dan menyebabkan kematian dalam beberapa kasus. Dari tahun 1864, banyak penelitian dilakukan dalam upaya untuk menentukan apakah kloroform mempengaruhi sistem pernapasan atau sistem sirkulasi.
Metanol juga dikenal sebagai metil alkohol,  alkohol kayu, nafta kayu atau roh kayu, adalah bahan kimia dengan rumus CH3OH (sering disingkat MeOH). Ini adalah alkohol yang paling sederhana, dan merupakan, cahaya yang mudah menguap, tidak berwarna, cairan yang mudah terbakar dengan bau khas yang sangat mirip dengan ethanol, tapi sedikit lebih manis dari etanol (alkohol minum). Pada suhu kamar methanol adalah cairan kutub, dan digunakan sebagai antifreeze, pelarut, bahan bakar, dan sebagai denaturant untuk etanol. Hal ini juga digunakan untuk memproduksi biodiesel melalui reaksi transesterifikasi.
Metanol diproduksi secara alami oleh metabolisme anaerobik oleh bakteri, dan di lingkungan apapun. Akibatnya, ada sebagian kecil dari uap metanol di atmosfer. Selama beberapa hari, uap metanol tersebut akan teroksidasi dengan bantuan sinar matahari menjadi karbon dioksida dan air. Metanol terbakar di udara, membentuk karbon dioksida dan air:
2CH3OH + 3O2 → 2CO2 + 4H2O
Karena sifat beracun, metanol sering digunakan sebagai bahan additif bagi pembuatan alkohol untuk penggunaan industri, penambahan metanol ini membebaskan etanol industri dari pajak cukai minuman keras. Metanol kadang juga disebut sebagai wood alcohol karena ia dahulu merupakan produk terutama sebagai produk sampingan dari distilasi kayu.















BAB 4. PENUTUP
4.1    Kesimpulan
            Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.    Lipid dikenal sebagai minyak (organik, bukan minyak mineral atau minyak bumi), lemak, dan lilin. Lipid mempunyai sifat tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik nonpolar seperti eter, kloroform, aseton, dan benzena. Oleh sebab itu, lipid ini hanya bisa larut pada larutan yang mempunyai sifat nonpolar saja.
2.    Prinsip dari metode Bligh-Dyer adalah menambahkan campuran kloroform dan metanol sehingga didapat lipid dari masing-masing sampel yang bisa dipisahkan menjadi dua lapisan. Lapisan kloroform merupakan lapisan lipid karena kloroform ini bisa melarutkan lipid sedangkan metanol merupakan lapisan yang bukan mengandung lipid.
3.    Kandungan lipid tertinggi terdapat pada biji kakao pada sampel ulangan ke-1 dengan nilai sebesar 26,00 % dan untuk kandungan lipid terendah terdapat pada sampel biji kopi ulangan 2 yaitu sebesar 15,00 %.
4.    Reaksi yang terjadi antara methanol dan kloroform akan membentuk trimetil etana dan air.
5.    Lipid yang terkandung dalam biji tanaman terbentuk dalam beberapa jenis yakni triacylglycerols, sterols dan tocopherols dengan kadar yang berbeda-beda.
6.    Metode yang digunakan untuk menganalisa kadar lipid biji dan daun tanaman kopi dan kakao pada praktikum kali ini adalah metode bligh-dyer.
7.    Prinsip kerja metode bligh-dyer didasarkan pada adanya perbedaan kelarutan antara lipid dengan senyawa lain yang ada pada jaringan tanaman.
8.    Daun dan biji tanaman kopi dan kakao sama-sama mengandung senyawa lipid tetapi dalam jumlah yang berbeda.


4.2 Saran
            Dalam melakukan praktikum praktikan diharapkan teliti dalam proses sehingga hasil yang didapat sesuai dan pasti.  Sebelum melaksanakan praktikum, praktikan harus memahami alat kerja yang digunakan dan cara kerjanya dalam proses  sehingga saat praktikum lebih mudah dan cepat.





DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, Frank B. 1995. Buku Ajar Biokimia. Edisi ketiga. Jakarta: EGC.

Bligh, E. G. Dan Dyer, W. J. 1959. A Rapid Method for Total Lipid Extraction and Purification. Can. J. Biochem. Physiol. 37: 911-917.

Dwidjoseputro, D. 1991. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Gilvery, Goldstein. 1996. Biokimia Suatu Pendekatan Fungsional. Edisi 3.Surabaya: Airlangga University Press.

Martoharsono, Soeharsono. 1991. Biokimia: Jilid 1. Jogjakarta: Gadjah Mada University Press.

Martoharsono, S. 1998. Biokimia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Poedjiadi, A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Robinson, Trevor. 1991. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung: Penerbit ITB.

Salisbury, F.B dan Ross, C. W. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Edisi Keempat. Bandung: Penerbit ITB.

Soendoro, R. 1989. Prinsip-Prinsip Biokimia. Jakarta : Erlangga

Speer, Karl dan Isabelle Kölling-Speer. 2006. The Lipid Fraction of The Coffee Bean. J. Plant Physiol. 18(1): 201-216.















LAMPIRAN
Gambar 01.  Analisa kandungan Lipid pada biji kopi (Ulangan 1)

Gambar 01 Analisa kandungan Lipid pada biji kopi (Ulangan 2)